Ayah yang Merugi?

Menjadi orang tua memang tidaklah mudah. Tak sekadar urusan melihat manis dan lucunya bayi tercinta. Tapi tersemat tanggung jawab berat yang menyertainya.

Berikut ini akan dibahas ciri-ciri dari seorang ayah yang merugi. Disebabkan berbagai alasan, ia malah menyia-nyiakan buah hatinya sendiri. Apakah kamu termasuk salah satunya? Cek cirinya di bawah ini.














Cara Menasehati Anak yang Baik

Pada dasarnya, setiap orang memang berhak mendapatkan nasehat. Akan tetapi, memberikan nasehat juga tidak bisa sembarangan. Ada etika – etika memberi nasehat yang perlu diperhatikan. Dengan begitu, nasehat yang disampaikan bisa sampai dan diterima dengan baik oleh orang lain. Berikut ini adalah beberapa etika memberi nasehat yang perlu diketahui oleh setiap orang.


1. Niat Memberi Nasehat Harus Ikhlas

Sebelum memberi nasehat, Anda harus meyakini dengan pasti bahwa niat memberi nasehat dilakukan dengan niat yang ikhlas. Sama seperti kebaikan lainnya, memberi nasehat juga merupakan sebagian dari ibadah. Karena itu, setiap ibadah harus dilandasi dengan niat yang ikhlas agar bisa mendapatkan pahala dari Allah.

2. Menasehati Dengan Cara yang Benar

Pemberian nasehat juga harus dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan syariat dan kemampuan orang yang memberi nasehat. Dalam hadits riwayat Muslim disampaikan bahwa ada tiga tingkatan memberi nasehat. Yaitu dengan menggunakan tangan, menggunakan lisan, dan menggunakan hati.

Akan tetapi, memberi nasehat juga harus disesuaikan dengan kemampuan. Jika seseorang tidak mampu memberikan nasehat dengan menggunakan tangan, maka ia bisa dan bahkan harus menyampaikannya dengan lisan. Memberikan nasehat melampaui kemampuan yang dimiliki bisa mendatangkan mudharat dan kesulitan bagi pemberi nasehat.

3. Menggunakan Kata – Kata yang Baik

Nasehat juga harus disampaikan dengan kata – kata yang baik. Bahkan, dalam surat Thaha ayat 44, Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk menasehati Firaun dengan perkataan yang lemah lembut. Sedangkan kita bukan seorang Nabi, dan orang yang kita beri nasehat bukanlah Firaun yang keras kepala, dzalim, dan merasa Tuhan. Karena itu, nasehat yang diberikan haruslah menggunakan kata – kata yang baik.

4. Tabayyun Sebelum Memberi Nasehat

Salah satu hal yang penting dilakukan sebelum memberikan nasehat adalah memastikan kebenaran berita yang kita ketahui. Nasehat yang dilakukan dengan dasar berita yang simpang siur tidak akan memberikan manfaat. Bahkan bisa jadi malah membuat orang yang diberi nasehat menjadi sedih dan kecewa.

5. Jangan Berburuk Sangka Kepada Orang yang Dinasehati

Salah satu etika seorang muslim kepada muslim lainnya adalah berusaha berprasangka baik dan terus mencari kemungkinan – kemungkinan yang baik. Sedangkan menjadi salah satu ciri orang munafik adalah mencari – cari kesalahan orang lain.

6. Jangan Memaksakan Agar Nasehat Diterima

Orang yang menasehati orang dan memaksakan nasehatnya diterima bisa disebut sebagai orang yang zhalim. Karena niat memberi nasehatnya adalah untuk ditaatim bukan untuk menunaikan amanah persaudaraan antar sesame muslim.

Nasehat adalah sebuah ibadah. Dan meskipun orang yang diberi nasehat tidak menerima nasehat tersebut, maka orang yang mendapatkan nasehat akan tetap mendapatkan pahala dari Allah.

7. Tidak Menasehati di Depan Umum

Islam menjaga dengan baik kehormatan seseorang. Karena itu, sudah sewajarnya umat Islam menjaga harga diri dan kehormatan saudaranya. Memberi nasehat kepada seseorang di depan umum bukanlah sebuah nasehat.

Bahkan Imam Syafi’I mengatakan bahwa nasehat di depan umum adalah sebuah bentuk pelecehan kepada orang lain. Sedangkan Al-Hafizh Ibnu Rajab mengatakan bahwa nasehat di depan umum adalah bentuk mempermalukan orang lain. Nasehat seharusnya dilakukan secara rahasia dan empat mata.

8. Jangan Melakukan Tahrisy

Tahrisy adalah sikap memancing pertengkaran atau provokasi. Tahrisy juga disebut sebagai bagian dari namimah atau adu domba. Dan adu domba termasuk ke dalam dosa besar. Karena itu, nasehat seharusnya dilakukan dengan cara – cara yang baik dan tidak berupa provokasi yang memancing permusuhan sesame muslim.

Nasehat seringkali disebut sebagai obat yang perih. Karena itu, memberi nasehat harus memperhatikan etika memberi nasehat yang baik. Sehingga, meskipun masih terasa perih bagi yang menerima, tapi rasa perihnya bisa diminimalisir sehingga nasehat bisa lebih mudah diterima dan tidak menimbulkan kebencian atau permusuhan.



Sumber: https://ponpes.alhasanah.sch.id/

Siapa Wanita Idaman itu?

Seorang ikhwan yang bersifat insani tentunya memiliki sosok wanita idaman, yang dapat memperkokoh keimanannya kepada Allah SWT. Seiring berputarnya roda era globalisasi, tentunya untuk menemukan wanita yang benar-benar sholehah mungkin sudah sangat sulit atau jarang.

Ya, wanita sholehah, sebab telah ma’ruf  akan kemuliaannya seorang wanita yang sholehah. Di dunia, ia menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan umat. Para ikhwan yang cerdas akan memikirkan masa depan, bukan dari segi dzohir saja, tapi juga dunia dan akherat. Dengan memilih wanita sholehah, nantinya akan melahirkan anak sholeh yang berbakti pada kedua orangtua serta mendo’akan mereka tatkala telah kembali ke pangkuan Ilahi. Nah, sekarang timbul pertanyaan, seperti apakah wanita sholehah itu?

Pengertian wanita sholehah

Rasulullah SAW dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah." (HR. Muslim). Wanita sholehah adalah wanita yang bertaqwa, yaitu yang taat pada Allah dan Rasul-Nya. Jadi, sholehah atau tidaknya seorang wanita bergantung bagaimana ketaatannya pada aturan-aturan Allah, baik sebagai seorang anak, istri, anggota masyarakat, dsb.

Jika wanita sholehah ada di belakang para lelaki mukmin di dunia ini, maka kita akan melihat kebangkitan dunia Islam untuk mampu memimpin dunia. Seperti baginda Rasul, di belakang beliau terdapat wanita sholehah ummul mukminin Khadijah Radhiyallahu anha.

Wanita merupakan tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, dapat dipastikan bangunannya akan roboh serta rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Wanita sholehah akan selalu berusaha melaksanakan syari’at Islam dengan sepenuh kekuatan imannya. Dia akan mendekatkan diri kepada Allah (taqorrub ilallah) dengan memperbanyak ibadah, menghiasai dirinya dengan akhlaqul karimah, bermuamalah dengan sesama manusia sesuai syari’at Islam, serta selalu memelihara diri dari perbuatan maksiat. 

Kriteria wanita sholehah

Wanita sholehah menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Ia mampu memelihara rasa malu sehingga segala tutur kata maupun tindak tanduknya senantiasa terkendali. Wanita sholehah terlihat dari perbuatannya yang selalu berusaha sesuai dengan syari’at Islam, yaitu sesuai al-Qur’an dan hadits nabi. Dalam al-Quran Surat An-Nur: 30-31, Allah SWT memberikan gambaran wanita sholehah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.

“……….. maka wanita sholehah ialah yang taat kepada Allah serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Allah telah memelihara (mereka) …………” [QS. An-Nisa’: 34]. Wanita sholehah akan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya.

Wanita sholehah adalah wanita yang mampu memelihara rasa malu, khususnya kepada Allah SWT. Apalagi saat ini, seakan-akan manusia selalu mengejar model pakaian tanpa menghiraukan kesesuaiannya dengan syari’at Islam. Wahai saudari-saudariku yang cantik, yang manis, malu lah kepada Allah dan jangan lah mempermalukan maupun mendzolimi dirimu sendiri. Jika sudah paham bahwa menutup aurat, taat kepada suami dan orang tua,  maka jangan pernah merasa malu untuk melaksanakannya sebab itu jalan menuju syurga Allah SWT.

Banyak wanita bisa menjadi sukses, tetapi tidak semua bisa menjadi sholehah, bahkan wanita bisa menjadi fitnah terbesar bagi kaum laki-laki, yang membuat laki-laki semakin menjauh dari Allah dan menyeret mereka ke jurang neraka jahanam, na'u dzubillahi min dzaaliik. Begitu pula dengan sebaliknya, banyak lelaki yang bisa sukses tetapi tidak semua bisa menjadi lelaki sholeh.

Bahwa wanita yang menjadi idaman seorang ikhwan adalah wanita yang berkriteria sebagai berikut:

 Dari Abu Huroiroh Rhodiyalloohu ‘Anhu bahwa Rasululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena dien (agama)-nya. Maka pilihlah yang memiliki dien (Agama) maka engkau akan beruntung.” [HR. Bukhori dan Muslim].

Nah, bagi Ikhwan yang sedang dalam pencarian pasangan hidup tidak usah bimbang dan bingung. Mau jadi orang yang beruntung? Pilihlah seperti yang diwasiatkan Rasulullah di atas, insya Allah itulah yang terbaik.


Sumber: www.republika.co.id Sukmahadi-Maroko

Sedikit Catatan dari Buya Hamka

 Seseorang bersilaturahmi ke Buya Hamka. Ia bilang, “Pelacur di Arab itu memakai cadar dan hijab”.

Jawaban Buya Hamka ini tak terduga!

“Oh ya? Saya barusan dari Los Angeles dan New York, Masya Allah, ternyata disana tidak ada pelacur,” kata Buya HAMKA.

“Ah mana mungkin Buya, di Makkah saja ada kok. Apalagi di Amerika, pasti banyak lagi,” kata seorang tamunya itu.

Maka kata Buya Hamka, “Kita ini memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari.

"Meskipun kita ke Mekkah, tetapi jika yang diburu oleh hati adalah hal-hal yang buruk, maka setan dari golongan jin dan manusia akan berusaha membantu kita untuk mendapatkannya...

“Tetapi sebaliknya, sejauh perjalanan ke New York, Los Angeles, bila yang dicari adalah kebajikan dan kebaikan, maka segala kejelekan akan enggan dan bersembunyi” tutupnya.


Catatan:

Hati kita pun bila sudah busuk, maka seringkali dipertemukan pada hal-hal yang busuk pula, walaupun di tempat kebaikan sekalipun! 


"Meskipun kita ke Mekkah, tetapi jika yang diburu oleh hati adalah hal-hal yang buruk, maka setan dari golongan jin dan manusia akan berusaha membantu kita untuk mendapatkannya...", kata Buya HAMKA.


Sumber: ngopibareng.id

Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah

Keberhasilan Rasulullah dalam berbisnis amat patut dicontoh kaum Muslimin. Terlepas dari jiwa entrepreneur dan keturunan yang memang dari para pengusaha, Rasulullah memiliki rahasia kunci sukses bisnisnya.

Muhammad Sulaiman PhD dan Aizuddinur Zakaria dalam Jejak Bisnis Rasul menuturkan, terdapat empat sifat nabi yang harus ada dalam diri seorang pengusaha. Empat sifat tersebut yaitu  shiddiq (jujur), yakni jujur pada diri sendiri dan orang lain akan melahirkan sifat keyakinan dan keberanian menghadapi ujian.

Kemudian, amanah (dapat dipercaya), mendorong seseorang untuk bertanggung jawab, membangun kekuatan diri dan memperbaiki kualitas hubungan sosial. Lalu  tablig (komunikatif), yang berarti pebisnis harus menjadi marketing yang hebat dan seorang pembicara yang unggul. Dan terakhir, fathonah (cerdik), yaitu pebisnis harus memiliki kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda, lalu muncul kreativitas, ide, dan wawasan. Sehingga, produk atau jasa yang dihasilkan menjadi unggulan.

Rahasia-rahasia berbisnis Ala Nabi Muhammad SAW :

  • Cara Berpikir dan BerEtika di dalam Bisnisnya
  • Jujur di dalam Bisnisnya, Kejujuran adalah syarat fundamental dalam berbisnis yang di lakukkan oleh Rasullallah Muhammad SAW. Beliau pernah melarang para pedagang untuk meletakkan barang Busuk/jelek di dalam dagangannya. dan beliau selalu memberikan barang sesuai dengan seadannya dan terbaik bagi Konsumennya.
  • Berprinsip pada nilai Illahi, Bisnis yang di lakukkan tidak terlepas dari pengawasan Tuhan. Dan menyadarkan manusia sebagai makluk Illahiyah (berTuhan).
  • Prinsip kebebasan Individu yang bertanggung Jawab, Bukan bisnis hasil dari Paksaan atau Riba. Yang menjerat kebebasan Individu.
  • Bertanggung Jawab, Bertanggung Jawab moral kepada Tuhan atas perilaku Bisnisnya maupun Orang lain/Partner Bisnisnya maupun Konsumennya.
  • Keadilan dan Keseimbangan, Keadilan dan keseimbangan sosial, bukan hanya keuntungan semata tetapi Kemitraan/bantu membantu di dalam bisnisnya (Win-Win-Solution)
  • Tidak hanya mengejar keuntungan, dan berorientasi untuk menolong orang lain, Atau WIN Win Solution.
  • Berniat baik di Bisnisnya, berniat baik adalah Aset Paling berharga oleh pelaku Bisnis selain untuk menjadi terbaik tapi bermanfaat bagi orang lain.
  • Berani mewujudkan Mimpi, RasullAllah dari seorang penggembala Kambing, berniat untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi, menjadi pedagang, lalu Manager hingga beliau mewujudkan cita-citanya menjadi Owner (Pemilik perusahaan) dengan menikahi Siti Khadijah. Beliau adalah Enterprenur Cerdas.
  • Branding/Menjaga nama baik, RasullAllah selalu menggunakan cara ini sebagai Modal Utama, Track Record sebagai orang Terpercaya (Al Amin), Justru paling di cari dan siapapun ingin bekerja sama dengannya. Sifat inilah yang Sekarang Langka di Jaman ini
  • Cara Merintis Bisnis
  • Fokus dan Konsentrasi, RasulAllah selalu Fokus terhadap bisnis yang beliau tekuni, Tidak mengerjakan bisnis yang satu ke satunya lagi sebelum beliau menyelesaikannya…
  • Mempunyai Goal dan rencana yang jelas
  • Merintis Bisnis Dari NOL, kesuksesan beliau tidak datang dalam satu malam walaupun seorang RasullAllah, tetapi harus dimulai dari langkah-langkah kecil. Dari seorang Karyawan/Salles hingga jadi Owner. Dan semua tanpa ada praktek KKN.
  • Tidak Mudah Putus Asa, beliau Berkata : Janganlah kamu berdua putus asa dari rizky selama kepalamu masih bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merahtidak mempunyai baju, Kemudian Allah SWT memberikan rizky kepadanya (HR.Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya)
  • Berusaha Menjadi Trend Center
  • Inovatif, Semua barang yang di Jual Rasul selalu berbeda dari kompetitornya, dengan harga murah tetapi Hight Quality.
  • Memahami kondisi dan analisa Pasar
  • Kemampuan merespon strategi Pesaingnya
  • Belajar menguasai pasar, Dikisahkan Ketika beliau di Mekkah para pedagang dari kaum Quraisy yang ingin menjatuhkan Bisnisnya, dengan menjatuhkan Harga dengan tidak Wajar. Tetapi beliau menerapkan Hukum Suply&Demand, beliau menyiasati dan bersabar. Hingga semua dagangan para Kompetitornya habis semua. Rasul baru Menjual Dagangannya karena Rasul Percaya kalau jumlah Permintaan (Demand) jauh lebih tinggi dari jumlah Penawaran (Supply) di Kota itu. Tak lama kemudian Rakyat Kota tersebut membeli Barang Dagangan Rasul dengan Harga Normal, ketika rombongan Pedagang itu pulang Mekkah gempar. Semua pedagang Rugi akibat banting harga kecuali Nabi Muhammad SAW yang untung besar. Itulah kejelian melihat, menganalisis, dan memahami Pasar. Hingga menguasai Pasar yang ada. 🙂
  • Mampu Memanagement Organisasi secara Efektif
  • Bisa menghilangkan Mental Blocking, Atau juga yang di sebut dengan Ketakutan yang Berlebihan dalam menghadapi kegagalan usaha. Rasul selalu bisa mengalahkan diri sendiri dari hal-hal Negatif (mujahadah).
  • Mampu menarik dan meyakinkan pemilik Modal untuk ikut serta dalam bisnis yang dilaksanakannya
  • Cara Menjalankan Bisnisnya
  • Bekerja Sama (bersinergi), Beliau bersabda “Keberkahan sesungguhnya berada dalam Jamaah. Dan, tangan Allah sesungguhnya bersama Jamaah”
  • Kerja Pintar, Kreatif dan Visioner
  • Menerapkan kesepakatan Win-Win-Solution (Saling menguntungkan, dan tidak ada yang dirugikan)
  • Bekerja dengan Prioritas
  • Tidak melakukan Monopoli
  • Selalu berusaha dan Tawakal
  • Tepat Waktu
  • Berani ambil Resiko
  • Tidak menimbun barang dagangan (ihtikar), Rasul melarang Keras pelaku Bisnis dan menyimpan barang pada massa tertentu, hanya untuk keuntungan semata. Rasul bersabda bahwa pedagang yang mau menjual barang dagangannya dengan spontan akan di beri kemudahan. Tapi penjual yang sering menimbun dagangannya akan mendapat kesusahan (Dalam HR Ibnu Majah dan Thusiy).
  • Profesional di Bisnis yang Di kelolannya
  • Selalu Bersyukur di Segala Kondisi
  • Berusaha dengan Mandiri, Tekun dan Tawakal
  • Menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliaan dalam proses interaksi bisnis
  • Melakukan bisnis berdasarkan Cinta (Passion).
  • Tidak MenZhalimi (Merugikan Orang lain)
  • Rajin Bersedekah


11 Rahasia besar kepemimpinan Rasulullah dalam membangun megabisnis yang selalu untung sepanjang sejarah :

  • Menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga
  • Dalam dunia bisnis, kejujuran dan kepercayaan tak boleh ditawar sama sekali
  • Tak cuma bisa mimpi, tapi harus pandai mewujudkan mimpi itu
  • Berpikir visioner, kreatif dan siap menghadapi perubahan
  • Rasulullah memiliki planning dan goal setting yang jelas
  • Pintar mempromosikan diri
  • Menggaji karyawan sebelum kering keringatnya
  • Mengetahui rumus “bekerja dengan cerdas”
  • Mengutamakan sinergisme
  • Berbisnis dengan cinta
  • Pandai bersyukur dan berucap “terima kasih”


Sumber : Kompasiana dan Republika.co,id

Bisnis Yang Tak Pernah Rugi

Dalam Islam ada bisnis yang tak pernah rugi. Dalam Surat Al-Fatir ayat 29, Allah sudah menegaskan “Sesungguhnya orang-orangyang membaca Al Qur’an dan orang-orang yang mendirikan Shalat, orang-orang yang menginfakkan sebagian dari apa yang kami karuniakan kepada mereka dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan atau perniagaan yang tidak akan merugi”.

Allah sangat mengerti bahwa manusia kerap memperhitungkan untung-rugi. Dalam surat di atas Allah menggunakan kata ‘berdagang/ berniaga’. Berdagang dengan sesama manusia bisa untung, bisa rugi, bisa buntung atau bisa ditipu. Namun, jika berdagang dengan Allah, sudah ada jaminan tidak akan rugi. Di sini Allah mengajak orang beriman untuk berdagang di jalan Allah dengan cara amal sholeh yaitu membaca AL-Quran, mendirikah shalat dan bersedekah.

Berbisnis dengan Allah tak akan rugi, ditipu, buntung dan bankrut. Tidak ada sedekah yang membawa kita kepada keburukan. Marilah kita berbisnis dengan Allah maka harta kita tidak akah pernah berkurang karena harta kita yang sebenarnya adalah harta yang kita sedekahkan di jalan Allah. Sebagai generasi muda kita harus berani dan membiasakan diri untuk berbisnis dengan Allah.