Semua itu Hanya Titipan

Pagi ini sepertinya diingatkan bahwa dunia hanya sementara, rasanya yang dikejar pun sama, nggak kesampaian. Instropeksi pagi, setelah subuh, rasanya mengingatkan Saya dan kita semua, untuk menjalani semuanya dengan penuh syukur, sabar dan ikhlas. Enak ya kalau ngomong, padahal ini sangat berat.


Masih ingat beberapa tahun lalu waktu masih bekerja di salah satu BUMN, rasanya nggak terpikirkan untuk memikirkan akhirat, yang ada hanya target.. target dan target…

Ibnu Mas’ud rahimahullah berkata:

Semua orang di dunia ini adalah tamu, sedangkan harta seluruhnya adalah titipan. Semua tamu pasti pergi, sedangkan barang titipan itu harus dikembalikan kepada pemilik.”

(Kitab Az-Zuhd karya Imam Ahmad)


Hal ini juga sama dengan yang terjadi pada seseorang yang menceritakan kisah hidupnya, yang sempat Saya ambil di media sosial, sebagai berikut:

Itulah mengapa banyak orang yang melupakan satu kata tersebut bahwa semua itu hanya “TITPAN”, sehingga terjebak segala hal yang membuat mereka dianggap kaya, padahal tidak kaya dan banyak utang, bahkan sampai terjebak seperti hal-hal yang berbau tidak masuk akal, seperti money game…



Oke kawan, selalu ingat bahwa semua itu hanya titipan dan bukan milik kita.. InshaAlloh kita akan kembali menuju jalan yang benar.

Semoga Istiqomah dalam Berhijrah Kawan

Hanya ada satu kata yang bisa Aku sampaikan kali ini kawan. 

Selamat menempuh hidup baru”

Tentunya akan banyak cobaan, ujian dan rintangan yang pastinya akan memperkuat keimanan kita. Entah apa pun alasannya, keluar dari lembaga riba yang telah menaungi kita, keputusan tersebut sudah tepat, apalagi dasar resign atau keluar adalah karena Alloh sami’na wa atho’na, dengar dan taat.

Semoga apa pun itu semakin mendekatkan diri kita kepada Alloh, dan Alloh akan mengganti rejeki kita dengan rejeki yang lebih baik dan lebih halal.





Alloh Maha Terbaik buat kita sebagai hambanya….

Hak Istri Punya Rumah

Hari ini Saya diingatkan untuk selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga, khususnya istri. Salah satunya yang bisa diberikan dan juga kewajiban yang harus diberikan adalah memberikan rumah yang layak untuk istri. Terlepas istri meminta atau tidak, rasanya itu adalah hal yang wajib, meskipun saat ini sudah memiliki rumah dari pemberian orang tua dari istri.

Dahulu kami, memang pernah memiliki rumah yang layak untuk keluarga kecil kami di lingkungan perumahan kelas menengah di Kota Surabaya. Namun, karena ingin lepas dari hutang, akhirnya rumah tersebut kami jual untuk menutup segala kewajiban hutang, termasuk hutang KPR yang menurut kami lumayan besar, belum termasuk hutang konsumtif lainnya.

Dibalik itu semua, mulai hari ini pun semangat dan tekad untuk memberikan kebahagiaan bagi dirinya (istri) menjadi hal utama yang sudah mendukung saya memulai dari nol. Dan setelah mendapatkan jenajng karir lumayan, akhirnya saya pun resign, dan saat ini kami pun memulai lagi dari nol.

Namun hal ini tidak menyurutkan tekad saya untuk mendapatkan rejeki lebih, khususnya berusaha bisa mengumpulkan uang untuk bisa membangun rumah untuk istri dan anak-anak.



Hal ini pun sesuai dengan yang disampaikan Ustadz Syafiq Riza Basalamah, sebagai berikut:

Semoga catatan hari ini memberikan semangat untuk meriah rejeki halal yang bisa meningkatkan ibadah kami.

Masyarakat dan Pengusaha Butuh Modal Bukan Utang....

Sedikit tulisan yang mengingatkan kita semua tentang utang… Apalagi utang riba…!!!!


SEBENARNYA YANG GAK BERANI ITU SIAPA? 

Sedang viral pernyataan yg mengatakan "Masyarakat perlu berani berhutang demi menambah modal usaha

Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa saat ini masyarakat sedang menahan diri untuk tidak berutang atau menambah utang pada usahanya walaupun mereka membutuhkan tambahan modal kerja." 

Saya mencoba menerka mengapa masyarakat memilih utk menahan diri, kemungkinan diantaranya sbb: 

1. Masyarakat pemilik usaha memang sedang tidak membutuhkan tambahan modal kerja itu, sesuai dengan kondisi saat ini dimana masalah covid belumlah tahu kapan selesainya yg sudah pasti berdampak terhadap kondisi usaha, selain disebabkan dengan banyaknya pembatasan aktivitas juga dikarenakan dengan daya beli yg menurun krn sebagian besar gaji pegawai juga dilakukan pemotongan oleh perusahaan & instansi tempat mereka bekerja agar perusahaan masih tetap bisa hidup.

Disisi lain para pemilik usaha ini tahu dan semakin sadar bahwa berutang itu adalah "Membeli kepastian dengan ketidak pastian"...yaitu bayar utang nya PASTI tapi hasil usahanya utk membayar utang nya TIDAK PASTI, apalagi saat kondisi sekarang ke Tidak pastian itu semakin sempit waktunya krn setiap hari senin mereka harus menanti dengan penuh kekhawatiran apa kata yg akan keluar dari mulut penguasa ..."DIPERPANJANG" atau "TIDAK DIPERPANJANG"....krn diantara mereka harus memutuskan utk mempersiapkan berapa jumlah produksi 1 minggu kedepan.

Sehingga dengan pertimbangan diatas, kalau akhirnya masyarakat memutuskan utk menahan diri terhadap utang, menurut saya itu keputusan yang CERDAS & Realistis. 

2. Kemungkinan yg lain adalah masyarakat sudah mulai paham mana utang yg ada riba nya atau mana jual beli yg bathil. Mereka ingin patuh terhadap syariat TUHAN nya, mereka ingin terhindar dari dosa besar yg akan mereka pertanggungjawabkan nanti. Kalau memang ini alasannya, seharusnya kita semua bersyukur karena sejatinya dengan masyarakat menahan diri utk tidak melakukan dosa riba itu artinya mereka sedang berperan dlm tertundanya turunnya azab dari ALLAH kepada kita semua. 

₩₩₩₩₩₩ 

Terlepas dari alasan yg mana yg menyebabkan masyarakat menahan utk "Tidak Berani" berutang, bila kita kaji lebih dalam maka saya melihat ini bukanlah masalah berani atau tidak berani, tapi ini masalah rasionalitas dan berkeadilan. 

Bila sudah jelas persoalan masyarakat (baca: Pengusaha/UKM) itu adalah masalah MODAL, mengapa mereka selalu diberikan solusi dengan UTANG yang ada riba nya?...yang mereka butuhkan itu Modal, kok dikasihnya selalu Utang. Seharusnya kalau mereka butuhnya Modal ya dikasih Modal dong. 

Mungkin masih ada yg bertanya, memang apa bedanya Modal dengan Utang ? 


Jelas sekali bedanya, diantaranya :

1. Secara catatan Akuntansi posisi Utang dengan posisi Modal itu sangatlah berbeda, sehingga konsekwensinya juga berbeda. 

2. Bila ada dana masuk kedalam satu usaha dalam bentuk Modal, maka pemilik dana itu harus siap bahwa dana nya itu akan diputar dalam usaha tersebut, bila hasil perputaran modal itu mendatangkan Keuntungan maka pemilik modal akan mendapatkan bagian keuntungan, tapi bila hasil perputaran modal itu mendatangkan kerugian maka pemilik dana modal tersebut juga harus siap dengan berbagi kerugiannya....rasional & berkeadilan. 

Sebaliknya bila dana yg masuk kedalam satu usaha itu dalam bentuk Utang, maka yang memberi utang tidak akan peduli dengan hasil perputaran usaha itu, mau Untung atau mau Rugi yg namanya Utang tetap harus dibayar krn itu KEWAJIBAN...kalau ada yg berutang tidak bisa membayar utangnya, maka yg memberikan utang bisa mengeluarkan dalil2 mengenai pentingnya membayar utang....kalau utang tidak dibayar maka yg ber utang tidak bisa masuk surga. 

Jadi bila kita lihat lebih teliti lagi, SIAPA SEBENARNYA YG TIDAK BERANI ? ...apakah yang menahan diri utk tidak berutang atau yg bisanya hanya memberi utang saja, TIDAK BERANI memberi MODAL....dan utangnya pun minta riba pula. 

Dalam syariat Islam telah disiapkan oleh ALLAH satu akad yg dinamai AKAD SYIRKAH, dimana dalam Akad Syirkah kebutuhan MODAL akan diberikan dalam bentuk MODAL bukan UTANG, sehingga kebutuhan pengusaha dapat diakomodir dengan lebih adil (butuhnya Modal dikasih Modal). 

Karena Akad yg digunakan bukan akad pinjaman (utang), maka tidak menimbulkan RIBA...selama Akad Syirkah nya dilakukan sesuai dengan syariat Islam....In Syaa Allah. 

Kalau yang bilang "Tidak Berani" diatas itu belum tahu bagaimana caranya memberikan Modal...silahkan datang ke kantor TRUST Solusi Syariah di Jogjakarta, karena Alhamdulillah mereka sudah melakukannya. 

Demikian semoga manfaat 

EL CANDRA

Ketua Xbank Indonesia.

Hidup itu Seperti Mimpi

Hidup itu Seperti Mimpi - Catatan tentang kehidupan itu sejatinya untuk mengingatkan kita bahwa apa pun yang disampaikan adalah demi kebaikan kita.

Begitu pula dengan yang disampaikan seorang kawan dari dunia maya, yaitu Mas Edi Mulyono yang menuliskan sedikit catatannya di Facebook yang begitu menyentuh, sebagai berikut:

Hidup itu Seperti Mimpi
 Pemakaman sahabat saat SMA - Heri Dwi S


Tak pernah terbayangkan, hidup tiba-tiba berubah total. Tapi yang terjadi, dan terjadilah, dan hidup harus terus berjalan, ya..

Orang-orang di sekitar Ki Seno Nugroho mengalaminya, begitupun orang-orang di sekitar Didi Kempot, dll.

Bisa kapan saja, hal sejenis bisa terjadi pada diri kita, keluarga kita, orang-orang dekat yang terhubung intens dengan kita, dst.

Sungguh hidup semata bagaikan orang bermimpi. Rasanya baru kemarin, ya sangat, belum lama benar, karena masih bisa diingat dengan sangat baik, lalu terjadilah apa aja, ya apa saja, yang ditetapkan terjadi.

Kita cenderung cemas, sedih, dan takut pada hari esok dst semata saat kita lupa meletakkan keterjadian-keterjadian sebagai bagian dari “orang bermimpi” tadi. Di saat kita ingat bahwa itu semua hanya “mimpi”, sederhanalah segala urusan kita. Sesederhana sak derma melakoni”. – Edi Mulyono.

Foto: 


Picture on frame: Pemakaman sahabat saat SMA - Heri Dwi S.

Selamat jalan kawan.... Hidup itu seperti mimpi, kemarin kita bersenda gurau, besoknya kau sudah meninggalkan kami....

Jangan Menzalimi Orang Lain

Umur semakin bertambah, banyak salah yang sering dilakukan. Alhamdulillah Alloh selalu mengingatkan dengan berbagai tulisan dan gambar dari kawan-kawan untuk selalu berbuat baik. Salah satunya seperti gambar yang ada di bawah ini:

Jangan Menzalimi Orang Lain

Sedikit, namun memiliki banyak makna. Tulisan ini pun sangat singkat, hanya untuk mengingatkan, khususnya pada diri saya sendiri, untuk selalu berbuat baik kepada siapa pun.

Semoga kita tergolong orang yang beruntung dan selalu diridhoi Alloh SWT.

Hijrah dari Film Porno

Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kecanduan, dalam hal apapun, tidaklah baik. Ini termasuk kecanduan pornografi atau kecanduan menonton film dewasa. Tidak dipungkiri, banyak banget orang menonton video dewasa untuk memenuhi hasrat mereka atau hanya ingin mencontoh gerakan-gerakan seks yang ada. 

Menonton film dewasa akan membuat mereka kehilangan rasa empati pada kesulitan orang lain, hanya berfokus pada kenikmatan yang dirasakan oleh diri sendiri, malas dan tidak fokus dalam bekerja atau belajar, dan masalah lainnya yang sungguh efek jangka panjangnya sangat mengerikan. Butuh kemauan dan usaha yang keras untuk menghilangkan kecanduan tersebut. 

Cara berhenti melihat film porno, antara lain:

Hijrah dari Film Porno



Terdapat beberapa hal mengapa harus berhenti melihat film porno, antara lain:


Doa agar berhenti melihat film porno, antara lain:

Semoga ajakan hijrah atau berhenti melakukan hal buruk ini menjadi hal baik bagi kita semua.

Tiada yang Abadi

Desainer busana  dan penulis paling terkenal di dunia, Crisda Rodriguez, menulis artikel ini sebelum dia meninggal Dunia  karena kanker. 

Crisda Rodriguez
Crisda Rodriguez

  1. Saya memiliki merek mobil paling mahal di dunia di garasi saya tapi sekarang saya bepergian dengan kursi roda.
  2. Rumah saya penuh dengan segala macam desainer pakaian, sepatu dan barang berharga. Tapi tubuhku terbungkus dalam lembaran kain kecil yang disediakan oleh rumah sakit.
  3. Ada cukup uang di bank. Tapi sekarang aku tidak mendapatkan keuntungan dari uang itu. 
  4. Rumahku seperti istana tapi aku berbaring di ranjang ukuran ganda di rumah sakit. 
  5. Aku bisa pergi dari hotel bintang lima ke hotel bintang lima lainnya. Tapi sekarang aku menghabiskan waktu pindah dari lab ke lab di rumah sakit. 
  6. Aku memberi tanda tangan pada ratusan orang. Catatan dokter hari ini adalah tanda tanganku.
  7. Aku punya tujuh perhiasan untuk menghias rambutku - sekarang  aku tidak memiliki rambut di kepalaku.
  8. Dengan jet pribadi, aku bisa terbang kemanapun aku mau. Tapi sekarang aku butuh bantuan dua orang untuk sampai ke teras rumah sakit.
  9. Meskipun ada banyak makanan, tapi dietku ada dua tablet sehari dan beberapa tetes garam saat malam hari.

Rumah ini, mobil ini, jet ini, furnitur ini, begitu banyak rekening bank, begitu banyak reputasi dan ketenaran, tidak satupun dari mereka yang bermanfaat.

Tak satu pun dari  semua barang berharga bisa memberi saya lega. 

Kehidupan yang sebenarnya adalah tentang menghibur banyak orang dan membuat mereka tersenyum "tidak ada yang nyata selain kematian" Hidup begitu singkat.  

" lalu apa yang harus di sombongkan, teruslah berbenah diri karena kita tidak tahu kapan kita dipanggil Tuhan"

....... 👏